Perubahan Budaya Organisasi
Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan
yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Di dalam suatu
organsisasi, kebiasaan ini menjadi budaya kerja sumber daya manusia di dalam
organisasi, dan sering dinamakan sebagai budaya organisasi.
Di dalam era yang semakin kompetitif, budaya
organisasi berkembang sesuai perkembangan lingkungan. Budaya organisasi perlu
selalu dikembangkan dengan melakukan perubahan budaya organisasi. Namun,
organisasi terdiri dari sumber daya manusia dengan berbagai latar belakang dan
tingkatan. Dengan demikian, budaya organisasi dilakukan melalui terlebih dahulu
merubah pola piker segenap sumber daya manusia di dalamnya.
A. Memahami
budaya
1 Pengertian
budaya
Budaya adalah
apa yang dilakukan orang dan apa arti tindakan mereka bagi diri mereka. Budaya
adalah gagasan, kepentingan, nilai-nilai dan sikap yang disumbangkan oleh
kelompok. Budaya menjadi latar belakang, keterampilan, tradisi, komunikasi dan
proses keputusan, mitos, ketakutan, harapan, aspirasi, dan harapan yang menjadi
pengalaman.
Pheagen (2000:5)
mengemukakan bahwa apa yang kita lakukan tergantung pada dua hal, yaitu
kepribadian dan situasi. Apabila kita bergerak dari situasi yang satu ke
situasi lainnya, kita mengubah perilaku seperti yang diperlukan. Di satu sisi
lain, kita hanya dapat melakukan sedikit hal atas kepribadia seseorang, tetapi
lebih banyak dapat berbuatu pada situasi. Situasi atau budaya sebenarnya dapat
dipengaruhi.
Interaksi antara
situasi dan kepribadian membentuk perilaku seseorang. Perilaku merupakan cermin
budaya dan kepemimpinan. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan
budaya organisasi. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan
perilaku pemimpinnya. Orang cenderung mengikuti pemimpinannya. Kebanyakan dari
kita adalah fleksibel, menerima perilaku organisasi seperti apa adanya. Jika
budaya kerja bersahabat, kita akan bersahabat. Sebaliknya jika budaya kerja
kritis, kita juga akan kritis.
Kepribadian
orang yang bersifat ekstrem terbuka atu ekstrem tertutup, masing-masing hanya
sepuluh persen, tidak peduli apapun situasinya. Sementara itu, delapan puluh
persen yang berada di tengah cenderung menerima sisi mana pun yang paling
memengaruhi saat itu. Jika pemimpin berperilaku positif, kaum fleksibel di
tengah akan mengikuti. Apabila budaya perusahaan berkembanga, kaum fleksibel di
tengah bergerak ceapat secara mengherankan. Apabila sebelumnya meraka tidak
melakukannya, hal tersebut karena mereka tidak tahu bahwa hal tersebut diiinginkan
atau diperbolehkan.
2. Mengembangkan
budaya organisasi
Budaya dan manusia berkembang dalam jalur
yang sama. Budaya mempengaruhi, bahkan menciptakan kepribadian individu. Budaya
kerja berkembang dan menjadi dewasa seperti manusia, setiap langkah menambah
pengalaman dan dimensi baru.
Kedewasaam budaya tidak mudah didefinisikan
dan kompleks, artinya bervariasi dari Negara yang satu ke Negara lainnya. Pada
budaya timur, mungkin muncul dengan deskripsi (kepatuhan) dan cooperation
(kerja sama). Sementara itu, budaya barat mempunyai ukuran yang berbeda.
UKURAN kedewasaan menurut budaya Amerika
oleh Pheagan, (2000:21) digambarkan sebagai berikut.
Dependent
|
Interdependent
|
Control by others
|
Self control
|
Motivated by others
|
Self motivated
|
passive
|
active
|
Short time perspective
|
Long time perspective
|
Subordinate position
|
Superordinate position
|
Unaware of “self”
|
Aware of “self”
|
Fearfull, defensive
|
Accepting, outgoing
|
Explits others
|
Supportive, interactive
|
conceptual
|
Conceptual clarity
|
Conceptual simplicity
|
Conceptual complexity
|
wishes
|
Creates
|
impulsive
|
Integrated
|
Sumber: Berry Pheagen, Developing Your
Company Culture. Bekerly: Context Press,200:21
Meskipun individu dalam sebuah kelompok
mungkin sangat dewasa, kebayakan kelompok berprilaki tidak dewasa, renda pada
skala pengembangan. Budaya adalah kelompok, sementara itu, budaya terdiri dari
semua perilaku potensial dan biasanya satu pola mendominasi.
Ini sering dinamakan pola self-protective
atau conformist. Anggota budaya kerja merespon secara cepat dilapangan,
kemudian tinggal dan hidup dalam pola tersebut, bahkan juka budaya organissasi
di luar berprilaku secara berbeda. Dengan mengembangkan budaya kerja yang lebih
dewasa, hal tersebut akan mengikat kita sampai terbuka ksesempatan atau peluang
baru.
Budaya organisasi didominasi oleh tahap
awal dari kedewasaanm biasanya pemimpin yang frustasi. Untungnya, perubahan
terletak di tangan pemimpin. Orang tidak ingin dikatakan sebgai oran gynag
berperilaku tidak dewasa. Jika pemimpin meminta mereka untuk bertindak lebih
dewasa, mereka akan cepat mengikuti, bahkan kadang-kadang berperilaku lebih
dewasa dari pemimpinnya.
Namun, dengan bertambahnya tingkat
kedewasaan budaya, maka yang terjadi adalah bahwa budaya kerja justru menurun.
Pada tingkat kedewasaan tertinggim budaya kerja akan bersamaan terjadi dengan
peluang yang tersedia.
Pemberdayaan
budaya
Budaya pada umumnya dikaitkan
dengan tradisi dan cara berperilaku di antara negara atau daerah yang berbeda.
Akhirnya berkembangan pendapat bahwa hal yang sama dapat terjadi di antara
organisasi yang berbeda. Setiap organisasi memiliki sendiri cara mengerjakan
sesuatu, tipe kepribadian berbeda yang cenderung melakukan hal-hal baik, dan
bentuk hubungan yang berbeda
Pemberdayaan pada dasarnya
mengandung makna membuat menjadi lebih berdaya atau lebuh mampu. Dengan
demikian, pemberdayaan budaya organisasi mengandung makan memberikan kesempatan
pada budaya organisasi agar lebih berperan dalam meningkatkan kinerja
organisasi untuk mencapai tujuannya. Akan tetapim setiap organisasi mempunyai
ciri-ciri budaya sendiri yang berbeda satu sama lain sesuai dengan
kebutuhannya.
Untuk itum kita perlu melihat
karakteristik budaya yang terdapat dalam organisasi, dimana perlu dilakukan
pemeberdayaan agar mencapai karakteristik yang ideal bagi organisasi. Smith
(2002:23) memberikan indikasi peluang untuk dilakukan pemberdayaan budaya
0 komentar:
Post a Comment