Sunday, 24 November 2013

LAPORAN INDIVIDUAL PPL


LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN 2013/2014




Oleh :
Syafrul Dzulfikar Fajri
1005593
Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
                                                        







DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN
DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013




KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan PPL ini tepat pada waktunya, laporan PPL ini merupakan hasil pelaksanaan PPL yang penulis laksanakan di SMK Negeri 3 Bandung Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.
            Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk penyelesaian PPL. Dalam laporan individual ini penulis menguraikan mengenai masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan PPL, faktor-faktor penyebab dari masalah yang dialami selama pelaksanaan PPL, upaya penanggulangan masalahnya, serta kesimpulan dan saran.
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dalam kesempurnaan karena kesempurnaan hanya datang dari Allah SWT, akan tetapi penulis berusaha semaksimal mungkin agar mendekati kesempurnaan itu. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
            Penyusunan laporan individual ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari semua pihak yang terlibat, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.   Bapak Drs. H. Iwa Wiswara Syamsu M, M.Pd Kepala SMK Negeri 3 Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dan praktikan lainnya untuk melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) khususnya dalam proses belajar mengajar
2.        Drs. H. Kunkun Ahmad Bagja, selaku koordinator DLB PPL, yang telah memberikan berbagai macam informasi mengenai SMK Negeri 3 Bandung selama PPL kepada penulis.
3.     Drs. Hendri Winata, M.Si., selaku Dosen Pembimbing kegiatan PPL yang telah memberikan arahan, nasehat dan bimbingan kepada penulis dan praktikan lainnya sebelum dan selama pelaksanaan kegiatan PPL.
4.    Ibu Tri Handayani, S.Pd, selaku Ketua Program Studi Administrasi Perkantoran yang telah banyak memberi arahan yang membangun selama pelaksanaan kegiatan PPL.
5.      Bapak Wawan Sunarya, S.Pd, selaku Guru Pamong PPL Program Keahlian Administrasi Perkantoran yang secara langsung membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam proses pelaksanaan kegiatan PPL serta dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan PPL.
6.   Seluruh staf pengajar dan karyawan Tata Usaha SMK Negeri 3 Bandung, yang telah membagi pengalamannya serta ilmu yang sangat berarti bagi kehidupan penulis.
7.       Seluruh siswa-siswi SMK Negeri 3 Bandung, khususnya kelas XI AP 5 dan XI AP 6  yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya terima kasih atas perhatian, dukungan, partisipasi, saran, dan sambutan yang berkesan yang diberikan kepada penulis.
8.      Teman-teman seangkatan PPL dari Pendidikan Manajemen Perkantoran, Pendidikan Manajemen Bisnis, Bahasa Prancis, dan Pendidikan Akutansi, yang banyak memberikan motivasi bagi penulis dalam menjalani kegiatan selama PPL.
9.     Kepada orang tua yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan dorongan kepada penulis untuk menjalankan tugas PPL dengan baik.
10.   Serta semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan PPL dan penyusunan laporan individual ini
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama berlangsungnya pelaksanaan kegiatan PPL.
Bandung, 16 November 2013




Syafrul Dzulfikar Fajri

DAFTAR ISI

BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI
SELAMA PELAKSANAAN PPL


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern ini sudah semakin pesat. Setiap bidang di dalam kehidupan tidak terlepas dari penggunaan IPTEK. Begitu pula dalam bidang Pendidikan agar mampu menciptakan sumber daya yang nantinya akan dipersiapkan baik di dalam dunia kerja maupun bersaing dengan negara lain, oleh karena itu pendidikan sangat penting dalam kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Pelaksanaan pendidikan yang sangat baik sangat memerlukan dukungan dari semua pihak, baik dari pemerintah, pihak sekolah, siswa-siswinya dan masyarakat luas. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bergerak dalam pendidikan turut berpartisipasi dalam usaha untuk menghasilkan calon pendidik yang profesional.
Untuk mewujudkan Tri Dharma perguruan tinggi yakni dalam bidang pendidikan, penelitian dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dalam hal ini diwakili oleh Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) Program Latihan Profesi berupaya untuk merealisasikan hal tersebut melalui pelaksanaan Program Latihan Profesi.
Program Latihan Profesi ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa agar dapat menerapkan pengetahuan yang sebelumnya diperoleh di bangku kuliah ke dalam situasi yang nyata di lapangan, yakni untuk melaksanakan tugasnya di lembaga pendidikan.
Dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan ini, praktikan mengajar mata pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak dan ditempatkan di SMK Negeri 3 Bandung, yang berada di Jalan Solontongan No. 10 Buah Batu, Bandung. Selama melaksanakan kegiatan praktek kependidikan ini mulai dari awal hingga akhir kegiatan, tentunya banyak kendala serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh praktikan. Untuk itu praktikan merumuskan permasalahan-permasalahan tersebut sebagai berikut :

A.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan rencana pembelajaran sangat diperlukan, dimana rencana pembelajaran adalah suatu pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
Penyusunan rencana pembelajaran per kompetensi adalah kegiatan merencanakan pembelajaran masing-masing kompetensi yang harus diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihannya.
Penyusunan rencana pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh suatu acuan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat membantu proses belajar peserta diklat secara optimal. 
Penyusunan rencana pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan atau langkah sebagai berikut :
1.    Mengintegrasikan silabus yang sebelumnya telah disusun ke dalam satuan perencanaan pembelajaran.
2.         Memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik tempat pembelajaran.
Hasil penyusunan rencana pembelajaran ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) per kompetensi, dengan menggunakan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan oleh sekolah. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat komponen antara lain :
Ø  Standar Kompetensi
Ø  Kompetensi Dasar
Ø  Indikator
Ø  Tujuan Pembelajaran
Ø  Materi Pembelajaran
Ø  Metode Pembelajaran
Ø  Kegiatan Pembelajaran
Ø  Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
Ø  Evaluasi
Ø  Penilaian
Dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini, setiap praktikan mendapat bimbingan dan arahan dari Guru Pamong. Adapun permasalahan yang dialami dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diantaranya :
1.         Alokasi waktu. Praktikan kesulitan dalam menentukan materi yang akan disusun dalam RPP, dikarenakan praktikan mengajar pelajaran aplikasi perangkat lunak yang sebagian besar di lakukan dalam metode praktek. Aplikasi yang praktikan ajarkan adalah aplikasi pengolah kata dan pengolah angka. Praktikan bertujuan siswa dapat memahami secara menyeluruh baik aplikasi pengolah angka maupun pengolah kata, tetapi waktu yang tersedia menjadi kendala sehingga praktikan hanya mengajarkan materi-materi yang biasa di pakai dalam dunia perkantoran.
2.         Mengganti Metode Pembelajaran, praktikan kadang-kadang berbagi laboratorium komputer dengan guru ataupun praktikan yang lainnya, sehingga metode yang awalnya direncanakan praktek di ganti dengan ceramah, dan hal ini tentu membuat pemahaman siswa menjadi tidak maksimal karena dalam pembelajaran aplikasi perangkat lunak siswa mendapat pemahaman yang maksimal dengan cara praktek secara individual.
3.         Merancang RPP karena perbedaan bentuk dan format RPP yang dipelajari di kampus dengan kenyataan di lapangan.
4.         Praktikan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan kata kerja yang sesuai dengan kemampuan siswa.
5.         Kesulitan pengembangan bahan pelajaran atau materi pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta diklat/siswa, karena disebabkan ketidaksesuaian antara materi yang telah disampaikan dengan materi perkuliahan yang telah dipelajari

B.       Proses Penampilan

RPP yang telah disusun sebaik mungkin, tanpa proses penampilan yang direncakan mengakibatkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif.
Praktikan dituntut maksimal dalam proses penampilan agar tidak jauh beda dengan guru yang sudah mempunyai pengalaman lebih luas. Oleh karena itu selain menyususun RPP, praktikan merencakan proses kegiatan belajar mengajar dari tahap awal sampai tahap akhir agar RPP dan proses KBM sesuai dengan yang diharapkan.
Kesulitan yang paling terasa oleh praktikan yaitu bagaimana menyesuaikan diri di dalam kelas, bagaimana menguasai kelas karena kelas merupakan tempat atau lingkungan baru bagi praktikan.
Masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan selama mengajar diantaranya sebagai berikut:
1.         Sarana laboraturium komputer yang masih dalam tahap renovasi sehingga menyulitkan untuk pembelajaran praktek
2.         Memusatkan perhatian siswa setiap dimulai pembelajaran
3.         Perbedaan latar belakang siswa yang menyebabkan perbedaan pemahaman
4.         Agak sulit mengkoordinasikan kelas dan siswa untuk menimbulkan minat belajar dan berkonsentrasi pada materi yang disampaikan
5.         Kesulitan dalam menyamakan atau memahami kondisi siswa untuk setiap kelasnya
6.         Kesulitan dalam memberikan pemahaman kepada keseluruhan siswa
7.         Ketepatan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam RPP tidak sesuai dengan proses pelaksanaan pembelajaran
8.         Kurangnya sarana dan prasarana pada siswa seperti buku pegangan, modul atau lembar kerja dan media pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi sedikit terhambat

C.      Bimbingan Belajar / Kegiatan Ekstrakurikuler

Bentuk partisipasi praktikan dalam kegiatan diluar proses KBM adalah peran aktif praktikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Salah satunya pada ekstrakurikuler Bulutangkis, Dimana kegiatan ekstrakulikuler ini dilangsukan setiap hari Selasa dan Jum'at yang diikuti oleh sebagian siswi-siswi kelas X dan XI SMK Negeri 3 Bandung.
Memberikan arahan kepada OSIS dalam menyelenggarakan Pentas Seni yang diadakan sebelum penyerahan rapor.
Dan kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di SMK Negeri 3 Bandung adalah sebagai berikut :
1.         Palang Merah Remaja (PMR)
2.         Pasukan Kibar Bendera (PASKIBRA)
3.         Paduan Suara (PADUS)
4.         Olahraga (Basket, Voli, Bulutangkis, Bela Diri)
5.         Kesenian (Tari dan Karawitan)
6.         Keagamaan (Rohis)
7.         Organisasi Intra Sekolah (OSIS)
8.         Keputrian
9.         Persai Diri (PD)

              Permasalahan yang dihadapi oleh praktikan dalam partisipasi terhadap kegiatan ekstrakurikuler adalah masalah pembagian waktu mengajar, piket guru dan ekstrakurikuler di sekolah.

D.      Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah

Kegiatan lain yang praktikan ikuti selain apa yang telah diuraikan sebelumnya adalah partisipasi langsung praktikan terhadap kegiatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.         Mengikuti kegiatan Upacara bendera setiap hari Senin pagi yang rutin dilaksanakan dan wajib diikuti oleh Guru SMK Negeri 3 Bandung, praktikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan siswa siswi SMK Negeri 3 Bandung.
2.         Melaksanakan Piket Guru (Piket Sekolah/KBM)
Piket merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Praktikan mendapat 1 (satu) hari jadwal piket setiap minggunya pada setiap hari rabu dari pukul 06.30 sampai dengan pukul 15.00 WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah :
·           Menertibkan siswa-siswi sekolah SMK Negeri 3 Bandung yang datang terlambat.
·           Menertibkan siswa-siswi sekolah SMK Negeri 3 Bandung yang tidak menggunakan atribut sekolah
·           Melayani siswa, membuat surat ijin masuk karena datang terlambat, maupun membuat surat ijin keluar atau ada kepentingan lain.
·           Absensi ke setiap kelas berkaitan dengan kehadiran siswa siswi setiap kelas.
·           Menertibkan bila ada kelas kosong agar siswa tidak ribut.
·           Menerima tamu yang mempunyai kepentingan terhadap sekolah, siswa, maupun guru.
·           Dan beberapa tugas teknis lainnya yang bersifat kondisional yang sekiranya dapat dilakukan untuk mendukung kelancaran aktivitas belajar mengajar.
3.         Melaksanakan Piket Perpustakaan
Piket perpustakaan merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran di sekolah. Praktikan mendapat 1 (satu) hari jadwal piket setiap 2 minggu sekali pada setiap hari Jum'at  dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah
·           Memberikan pelayanan kepada siswa – siswi yang meminjam dan mengembalikan buku ke perpustakaan.
·           Memberikan pelayanan kepada siswa-siswi yang akan mencetak tugas ataupun dokumen lainnya.
·           Merapihkan buku diperpustakaan
·           Ikut menertibkan siswa-siswi yang memasuki perpustakaan
·           Menjaga kebersihan perpustakaan.
Tidak ada masalah yang berarti dalam piket perpustakaan, hanya saja praktikan merasakan kejenuhan dikarenakan kegiatannya yang monoton.
4.         Melaksanakan Piket Bimbingan Konseling (BK)
Praktikan mendapat 1 (satu) hari jadwal piket setiap 2 minggu sekali pada setiap hari Jum'at  dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah
·           Melakukan rekapitulasi kehadiran siswa
·           Memasukan data-data siswa ke komputer untuk diolah menjadi informasi
·           Mengolah data nilai siswa
·           Memasukkan data pribadi siswa ke dalam komputer
Dalam kegiatan layanan BK praktikan tidak mengalami masalah yang berarti.

E.       Proses Bimbingan

Proses bimbingan adalah proses yang dilakukan antara praktikan dengan dosen yang ditetapkan oleh Divisi P2JK Program Pengalaman Lapagan (PPL), Guru Pamong dan Guru-guru yang ada di sekolah ketika mengalami kendala atau kesulitan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).  Proses bimbingan ini juga sangat penting terhadap keberhasilan program PPL yang dilaksanakan, karena dengan adanya bimbingan dan pengarahan menjadi sebuah masukan bagi praktikan dalam pelaksanaan program PPL tersebut.
1.         Selama proses bimbingan dengan Guru Pamong yaitu Bapak Wawan Sunarya, S.Pd. tidak ada hambatan atau masalah yang berarti. Hal ini di karenakan koordinasi dan proses komunikasi dengan Guru Pamong Biasa terjalin sangat baik dan saling terbuka dengan seluruh praktikan.
2.         Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing juga tidak menemukan masalah, hal ini dikarenakan keberadaannya mudah dihubungi dan dijumpai terutama di kampus sebagai kantor tempat bekerja.
3.         Proses bimbingan dan koordinasi dengan Dosen Pembimbing juga berjalan lancar.


BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI


A.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, praktikan memiliki sedikit permasalahan dalam penyusunan program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hal ini dikarenakan faktor penyebab masalah yang dihadapi dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, diantaranya :
1.         Sarana dan Prasana
Pada waktu pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mata pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak, efektifnya 75 % dilaksanakan di laboratorium komputer / ruang praktek, akan tetapi dikarenakan praktikan harus membagi jadwal dalam penggunaan labkom dengan guru dan praktikan PPL yang lainnya sehingga kegiatan belajar mengajar seringkali dilaksanakan di kelas biasa.
2.         Pengaturan Waktu
Pada waktu pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) biasanya waktu dapat digunakan efektif, tetapi pada waktu KBM kadang-kadang ada siswa yang belum siap menerima materi pelajaran. Selain itu banyaknya waktu yang terganggu dikarenakan ada libur sekolah yang kebetulan jadwalnya seringkali bersamaan dengan jadwal mengajar praktikan, dan banyaknya materi dan tingkat kesulitan materi yang berbeda-beda juga merupakan faktor penyebab praktikan merasa kesulitan untuk mengatur waktu dalam kegiatan belajar mengajar.
3.         Metode
Kurangnya pengalaman praktikan dalam mengaplikasikan bermacam-macam metode pengajaran dan media pengajaran yang digunakan merupakan faktor utama dalam menyebabkan praktikan merasa sulit dalam mengajar. Faktor lainnya adalah dalam upaya menarik perhatian siswa agar dalam proses kegiatan belajar mengajar tidak terjadi kebosanan.
4.         Belum memahami tujuan dari pemberian nilai dari hasil belajar peserta diklat yang diambil dari hasil nilai yang terkecil dari setiap sub kompetensi dan bagaimana dengan motivasi belajar siswa dengan hal demikian. Sementara di lain pihak kondisi nilai siswa yang tidak seluruhnya baik.

B.       Proses Penampilan

Beberapa faktor penyebab munculnya masalah/kesulitan dalam proses penampilan praktikan di kelas adalah sebagai berikut :
1.       Cara menguasai kelas selama pembelajaran berlangsung
2.       Pemberian materi dengan pelaksanaan praktek secara keseluruhan siswa masih kurang baik, sehingga ada beberapa siswa yang harus dilakukan pendekatan individual agar paham dalam materi dan pelaksanaan prakteknya
3.       Bagaimana cara menarik perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
4.       Seringkali muncul hal-hal bersifat teknis yang mengganggu jalannya KBM seperti, monitor komputer tidak menyala, hardware komputer yang seringkali tidak berfungsi dengan baik dan hal-hal yang bersifat teknis lainnya.
5.      Kondisi fisik dan stamina yang terkadang tidak  mendukung dikarenakan ada aktifitas-aktifitas sebelum mengajar atau dikarenakan stamina tubuh memang kurang baik.
6.       Perbedaan latar belakang siswa yang menyebabkan perbedaan pemahaman
7.      Kemampuan bahasa yang terkadang masih kurang baik dan mungkin kurang di mengerti oleh murid.
8.       Agak sulit mengkoordinasikan kelas dan siswa untuk menimbulkan minat belajar dan berkonsentrasi pada materi yang disampaikan
9.      Kurang mampu tegas dalam mengkondisikan kelas, sehingga siswa terkadang terkesan santai ketika belajar
10.   Kesulitan dalam menyamakan atau memahami kondisi siswa untuk setiap kelasnya
11.   Ketepatan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam RPP tidak sesuai dengan proses pelaksanaan pembelajaran
12.   Kurangnya sarana pada siswa seperti buku pegangan, modul atau lembar kerja, sehingga proses belajar mengajar menjadi sedikit terhambat

C.      Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler

Penyebab utama yang menyebabkan praktikan merasa sulit untuk mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah :
1.         Masalah waktu praktikan terhadap bidang kegiatan yang dilaksanakan, dimana praktikan tidak dapat mengikuti seluruh kegiatan ekstrakurikuler tersebut, sehingga hanya beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh praktikan.
2.         Kurangnya kemampuan dalam membina seluruh kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kegiatan ekstrakurikuler di luar kemampuan praktikan tidak diikuti secara langsung.

D.      Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah

Dalam berpartisipasi di kehidupan sekolah praktikan mengalami permasalahan yang dihadapi disebabkan karena pada awalnya praktikan belum bisa menyesuaikan diri serta mempunyai pengalaman dalam menghadapi situasi di lingkungan sekolah SMK Negeri 3 Bandung, di samping itu juga praktikan tidak mengenal masyarakat sekolah secara keseluruhan untuk pertama kalinya baik itu guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswi-siswa, tata usaha, dan lain-lain. Sehingga ada kesan praktikan PPL seringkali memisahkan diri dari masyarakat yang berada di lingkungan sekolah, tapi pada faktanya ada praktikan PPL yang memang supel dan gampang bergaul dengan masyarakat sekolah. Dan ada juga praktikan PPL yang memang kurang dalam hal pendekatan kepada masyarakat sekolah.

E.       Proses Bimbingan

Bimbingan sangat diperlukan oleh praktikan demi kelancaran dan keberhasilan dari Dosen Pembimbing PPL dan Guru Pamong PPL dimana dalam hal ini Guru Pamong PPL dan Dosen Pembimbing banyak memberikan arahan dan masukan kepada praktikan sehingga praktikan tidak banyak memperoleh hambatan.


BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH


A.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Masalah yang dihadapi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP harus segera diatasi karena RPP merupakan senjata utama guru sebelum tampil dalam kegiatan belajar mengajar, untuk menanggulangi masalah-masalah dalam penyusunan program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran maupun rencana pengajaran tersebut, diantaranya melalui :
1.         Alokasi waktu disesuaikan dengan penentuan materi yang akan di sampaikan disesuaikan juga dengan waktu efektif yang tersedia untuk proses kegiatan belajar mengajar siswa.
2.         Buku pegangan untuk guru maupun siswa sudah di bakukan.
3.         Menggunakan media pembelajaran yang interaktif seperti video pembelajaran, lcd, dan sound system.
4.         Penerapan metode disesuaikan dengan karakteristik siswa dalam kelas. Karena masing-masing kelas mempunyai karakteristik berbeda. Adakalanya suatu metode yang cocok pada suatu kelas, ternyata tidak cocok diterapkan pada kelas lainnya. Hal tersebut harus diantisipasi oleh praktikan dengan menyiapkan metode lain/cadangan untuk proses kegiatan belajar mengajar tersebut.
5.         Masalah penilaian akhir dikonsultasikan kepada Guru Pamong agar bisa mengambil keputusan yang terbaik.

B.       Proses Penampilan

Upaya menanggulangi masalah di dalam kelas pada saat penampilan mengajar, dilakukan dengan cara :
1.         Mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP.
2.         Dibutuhkan spontanitas jika ruangan praktek digunakan oleh kelas lain atau masih dalam tahap renovasi. Spontanitas yang dibutuhkan khususnya dalam kegiatan inti pembelajaran agar tetap sesuai dengan pedoman yaitu RPP dan pada pemberian tugas yang seharusnya dilakukan praktek diganti dengan tugas kelompok tertulis ataupun individu seputar materi praktek yang diajarkan
3.         Untuk menguasai materi yang akan disampaikan dilakukan melalui proses pemahaman terlebih dahulu apa yang akan disampaikan, memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul dari siswa dengan antisipasi jawabannya, dan mengidentifikasi bagian dari materi mana yang kira-kira sulit untuk dijelaskan atau sulit untuk dimengerti oleh siswa untuk terlebih dahulu dipikirkan solusi penyampaiannya.
4.         Untuk mengatasi pemahaman terhadap siswa yang tidak merata, dapat dilakukan dengan pendekatan secara individu. Dengan cara berkeliling ke setiap tempat duduk siswa untuk di lihat dalam pengerjaan tugasnya.
5.         Untuk menghindari penunjukkan terhadap siswa yang dikenal saja dapat dilakukan melalui pengenalan seluruh nama siswa, selain itu juga kedekatan antara siswa dengan praktikan serta komunikasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan. Juga dalam situasi tertentu praktikan dapat melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih informal kepada siswa, seperti menjadi pendengar/pemberi saran jika siswa mempunyai masalah, memberikan bantuan bagi siswa yang kurang mengerti di luar jam pelajaran.

C.      Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler

Upaya penanggulangan masalah salah satunya dengan banyak belajar di luar aktifitas sekolah seputar ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Praktikan PLP ataupun guru harus bisa mempunyai kelebihan tidak hanya di bidang kegiatan belajar mengajar tapi di bidang ekstrakulikuler juga. Di sisi lain agar komunikasi praktikan dengan siswa tidak hanya berlangsung di kegiatan belajar mengajar dan membantu mengembangkan bakat-bakat siswa-siswi yang berminat di kegiatan ekstrakurikuler.

D.      Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah

Upaya yang praktikan lakukan dalam menanggulangi masalah yang berhubungan dengan partisipasi kegiatan sekolah yaitu dengan membuat jadwal kegiatan agar setiap praktikan mengikuti kegiatan dengan lebih terarah. Apabila dikarenakan suatu hal praktikan tidak dapat digantikan oleh praktikan lain, pemberitahuan terlebih dahulu ke guru piket dan berikan tugas yang sesuai dengan RPP atau menggantinya pada hari lain. Selama mengikuti kegiatan PPL ini, praktikan berusaha untuk terus beradaptasi dengan kehidupan dan lingkungan sekolah dan berusaha untuk tetap menjaga sikap dan nama baik almamater UPI.

E.       Proses Bimbingan

Usaha yang dilakukan agar komunikasi dengan Dosen Pembimbing dan Dosen Supervisor bisa terus dilakukan serta proses bimbingan dan pemberian arahan yang berguna bagi keberhasilan Program Pengalaman Lapangan (PPL) terus dilaksanakan, yaitu dengan cara membuat jadwal pertemuan, menghubungi lewat telepon atau menghubungi di kampus, sehingga proses bimbingan dapat terus dilanjutkan. Dengan adanya usaha-usaha tersebut diharapkan mampu mengatasi segala masalah dalam proses bimbingan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A.      Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari Bab I sampai Bab III yang diperoleh dari berbagai kegiatan dan aktivitas yang penulis lakukan, mulai dari observasi, pengenalan, adaptasi terhadap lingkungan sekolah, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.         Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang sangat membantu mahasiswa dalam menanamkan kesadaran pada profesi guru baik berupa implementasi, pengetahuan, dan pengalaman sebagai sebuah persiapan dan bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang professional.
2.         Memberikan pendidikan dan pengajaran ternyata bukan hal yang mudah karena kegiatan tersebut harus memiliki persiapan yang matang, baik itu penguasaan materi, keahlian, pengalaman, kepercayaan diri, keberanian dalam menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar yang mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
3.         SMK Negeri 3 Bandung sebagai salah satu lembaga pendidikan, yang tujuannya berusaha mengorganisasikan dan mengelola semua potensi yang ada dan menunjang terhadap tercapainya tujuan pendidikan, dengan melakukan usaha-usaha terpadu, terarah dan terencana dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan bangsa.
4.         Permasalahan yang dihadapi praktikan yang dirasakan sangat sulit untuk menghadapinya adalah penentuan materi tentang aplikasi pengolah kata maupun aplikasi pengolah angka di karenakan pada setiap aplikasinya banyak fungsi-fungsi yang tersedia sedangkan waktu efektif tidak mencukupi.
5.         Semua masalah yang dihadapi selama pelaksanaan PPL merupakan masalah yang menuntut kemampuan praktikan sebagai calon pengajar dan pendidik yang harus dijadikan sebagai bekal dimasa yang akan datang yang membutuhkan kemampuan dan kinerja optimal.
Dari hasil praktik PPL di SMK Negeri 3 Bandung, praktikan telah mendapatkan pengalaman berharga yang dapat disimpulkan dalam beberapa hal di antaranya:
1.         Kompetensi Pedagogik, yang mana mencakup kemampuan memahami peserta didik, merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan interaksi, mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.
2.         Kompetensi profesional, diantaranya kesiapan administrasi guru, penguasaan materi pembelajaran, pemahaman, wawasan dan landasan kependidikan.
3.         Kompetensi Personal/Pribadi, diantaranya dalam hal sikap dan keteladanan.
4.         Kompetensi Sosial, diantaranya interaksi dengan siswa, guru, kepala sekolah, dan masyarakat.
5.         Praktikan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun dan merencanakan pembelajaran.
6.         Praktikan dapat memilih dan menggunakan metode mengajar sesuai dengan situasi belajar dan mengajar di kelas. Artinya praktikan sebagai calon guru  dituntut untuk dapat menciptakan situasi belajar dan mengajar yang  kondusif.
7.         Praktikan dapat memilih dan menggunakan media untuk mengajar sesuai dengan situasi belajar dan mengajar di kelas. Artinya praktikan sebagai calon guru  dituntut untuk dapat menciptakan media agar dalam belajar dan mengajar tercipta pembelajaran yang kondusif.
8.         Mengajar serta mendidik ternyata merupakan suatu hal yang tidak mudah, karena membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan yang tepat, baik dalam hal kehidupan di sekolah maupun untuk di luar sekolah.
9.         Beragamnya karakteristik siswa  dan semua yang terlibat di sekolah sehingga menuntut praktikan untuk lebih mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan cara yang berbeda karena yang dihadapi serta tanggapannya pun berbeda.
10.     Praktikan sebagai calon guru haruslah dapat mengenali karakteristik siswa secara keseluruhan sebelum menerapkan suatu metoda pembelajaran.
11.     Praktikan dapat memilih dan menggunakan bahasa sesuai dengan karakter dan tingkat kemampuan siswa baik secara individu maupun secara kelompok.
12.     Secara umum, dapat mengetahui dan berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan lainnya di sekolah.

B.       Saran

Ada beberapa saran yang ingin disampaikan oleh praktikan sebagai masukan bagi perkembangan dan peningkatan keberhasilan program PPL di masa yang akan datang, antara lain :
Ø  Bagi Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) UPI
Sampai saat ini kinerja yang telah dilakukan P2JK UPI telah berjalan cukup baik, tentunya hal ini harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan, disertai dengan upaya untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak P2JK UPI dengan pihak Sekolah maupun Dosen dan juga mahasiswanya.
Ø  Bagi SMK Negeri 3 Bandung
Lebih menekankan pada sisi kedisiplinan siswa-siswinya untuk dipersiapkan dalam dunia kerja/industri. Lulusan SMK di utamakan masuk ke dalam dunia kerja/industri. Tentu dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik harus sesuai dengan rutinitas pekerjaan kantor. Agar bisa mendapat pekerjaan yang layak dan menjaga nama baik almamater SMK 3 Bandung.
Ø  Untuk Praktikan
1.        Dalam proses PPL di upayakan banyak koordinasi dengan guru pamong ataupun antar guru yang lainnya.
2.        Dengan adanya Program Pengalaman Lapangan (PPL) hendaknya dijadikan sebuah bekal bagi peningkatan pengetahuan dan pengalaman untuk dapat menjalani tugas yang sebenarnya dan sesungguhnya pada masa yang akan datang yang nantinya mampu menjadikan sebuah pelajaran bagi peningkatan kemampuan di masa yang akan datang.
3.        Ikut aktif dalam setiap kegiatan dan membina tali silaturahmi dengan seluruh aktivitas sekolah.
4.        Peserta PPL harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah sehingga mempermudah kelancaran pelaksanaan PPL.
5.        Harus mampu meningkatkan ketrampilan dalam segi penguasaan materi, penggunaan media dan pendekatan peserta diklat.
6.        Dipersipakan menjadi guru yang tertib dan disipilin baik dalam administrasi ataupun dalam kegiatan belajar mengajar

0 komentar:

Post a Comment