LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN 2013/2014
Oleh :
Syafrul
Dzulfikar Fajri
1005593
Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN
DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan PPL ini tepat pada waktunya,
laporan PPL ini merupakan hasil pelaksanaan PPL yang penulis
laksanakan di SMK Negeri 3 Bandung Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan
laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk penyelesaian PPL. Dalam
laporan individual ini penulis menguraikan mengenai masalah-masalah yang
dihadapi selama pelaksanaan PPL, faktor-faktor penyebab dari masalah yang dialami selama
pelaksanaan PPL, upaya penanggulangan masalahnya, serta kesimpulan dan
saran.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dalam kesempurnaan karena kesempurnaan hanya datang dari Allah SWT, akan
tetapi penulis berusaha semaksimal mungkin agar mendekati kesempurnaan itu. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca.
Penyusunan laporan individual ini
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari semua pihak yang terlibat, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak
Drs. H. Iwa Wiswara Syamsu M, M.Pd Kepala SMK Negeri 3 Bandung yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dan praktikan lainnya untuk melaksanakan kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) khususnya dalam proses belajar mengajar
2.
Drs. H. Kunkun Ahmad Bagja, selaku
koordinator DLB PPL, yang telah memberikan berbagai macam
informasi mengenai SMK Negeri 3 Bandung selama PPL kepada penulis.
3. Drs. Hendri
Winata, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
kegiatan PPL yang telah memberikan arahan, nasehat dan bimbingan kepada
penulis dan praktikan lainnya sebelum dan selama pelaksanaan kegiatan PPL.
4. Ibu Tri Handayani, S.Pd, selaku Ketua
Program Studi Administrasi Perkantoran yang telah banyak memberi arahan yang
membangun selama pelaksanaan kegiatan PPL.
5. Bapak
Wawan Sunarya, S.Pd, selaku Guru Pamong PPL Program
Keahlian Administrasi
Perkantoran yang secara langsung membimbing, mengarahkan, dan memotivasi
penulis dalam proses pelaksanaan kegiatan PPL serta dalam
menghadapi segala permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan PPL.
6. Seluruh
staf pengajar dan karyawan Tata Usaha SMK Negeri 3 Bandung,
yang telah membagi pengalamannya serta ilmu yang sangat berarti bagi kehidupan
penulis.
7. Seluruh
siswa-siswi SMK Negeri 3 Bandung, khususnya kelas XI AP 5
dan XI AP 6 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu namanya terima kasih atas perhatian, dukungan, partisipasi, saran,
dan sambutan yang berkesan yang diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman
seangkatan PPL dari Pendidikan
Manajemen Perkantoran, Pendidikan Manajemen Bisnis, Bahasa
Prancis,
dan Pendidikan Akutansi, yang
banyak memberikan motivasi bagi penulis dalam menjalani kegiatan selama PPL.
9. Kepada orang tua yang telah memberikan kasih sayang, doa,
motivasi dan dorongan kepada penulis untuk menjalankan tugas PPL dengan baik.
10. Serta
semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan
kegiatan PPL dan penyusunan laporan individual ini
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis selama berlangsungnya pelaksanaan kegiatan PPL.
Bandung,
16 November 2013
Syafrul Dzulfikar Fajri |
DAFTAR ISI
BAB
I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI
SELAMA PELAKSANAAN PPL
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman
modern ini sudah semakin pesat. Setiap bidang di dalam kehidupan tidak terlepas
dari penggunaan IPTEK. Begitu pula dalam bidang Pendidikan agar mampu
menciptakan sumber daya yang nantinya akan dipersiapkan baik di dalam dunia
kerja maupun bersaing dengan negara lain, oleh karena itu pendidikan sangat
penting dalam kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Pelaksanaan
pendidikan yang sangat baik sangat memerlukan dukungan dari semua pihak, baik
dari pemerintah, pihak sekolah, siswa-siswinya dan masyarakat luas. Universitas
Pendidikan Indonesia sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bergerak dalam
pendidikan turut berpartisipasi dalam usaha untuk menghasilkan calon pendidik
yang profesional.
Untuk mewujudkan Tri Dharma perguruan tinggi yakni dalam
bidang pendidikan, penelitian dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dalam hal ini diwakili oleh Divisi
Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) Program Latihan Profesi berupaya
untuk merealisasikan hal tersebut melalui pelaksanaan Program Latihan Profesi.
Program Latihan Profesi ini merupakan kegiatan yang wajib
diikuti oleh seluruh mahasiswa agar dapat menerapkan pengetahuan yang
sebelumnya diperoleh di bangku kuliah ke dalam situasi yang nyata di lapangan,
yakni untuk melaksanakan tugasnya di lembaga pendidikan.
Dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan ini, praktikan mengajar mata pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak dan
ditempatkan di SMK Negeri 3 Bandung, yang berada di Jalan Solontongan No. 10 Buah Batu,
Bandung.
Selama melaksanakan kegiatan praktek kependidikan ini mulai dari awal hingga
akhir kegiatan, tentunya banyak kendala serta permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh praktikan. Untuk itu praktikan merumuskan
permasalahan-permasalahan tersebut sebagai berikut :
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Penyusunan
rencana pembelajaran sangat diperlukan, dimana rencana pembelajaran adalah
suatu pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana
serta alat untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
Penyusunan
rencana pembelajaran per kompetensi adalah kegiatan merencanakan pembelajaran
masing-masing kompetensi yang harus diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
pilihannya.
Penyusunan
rencana pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh suatu acuan bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat membantu proses belajar
peserta diklat secara optimal.
Penyusunan rencana pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan atau langkah sebagai berikut :
Penyusunan rencana pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan atau langkah sebagai berikut :
1. Mengintegrasikan
silabus yang sebelumnya telah disusun ke dalam satuan perencanaan pembelajaran.
2.
Memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik
tempat pembelajaran.
Hasil
penyusunan rencana pembelajaran ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) per kompetensi, dengan menggunakan format Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dikembangkan oleh sekolah. Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat komponen antara lain :
Ø Standar
Kompetensi
Ø Kompetensi
Dasar
Ø Indikator
Ø Tujuan
Pembelajaran
Ø Materi
Pembelajaran
Ø Metode
Pembelajaran
Ø Kegiatan
Pembelajaran
Ø Alat,
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Ø Evaluasi
Ø Penilaian
Dalam membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ini, setiap praktikan mendapat bimbingan dan arahan dari Guru
Pamong. Adapun permasalahan yang dialami dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran diantaranya :
1.
Alokasi waktu. Praktikan kesulitan dalam
menentukan materi yang akan disusun dalam RPP, dikarenakan praktikan mengajar
pelajaran aplikasi perangkat lunak yang sebagian besar di lakukan dalam metode
praktek. Aplikasi yang praktikan ajarkan adalah aplikasi pengolah kata dan
pengolah angka. Praktikan bertujuan siswa dapat memahami secara menyeluruh baik
aplikasi pengolah angka maupun pengolah kata, tetapi waktu yang tersedia
menjadi kendala sehingga praktikan hanya mengajarkan materi-materi yang biasa
di pakai dalam dunia perkantoran.
2.
Mengganti Metode Pembelajaran, praktikan
kadang-kadang berbagi laboratorium komputer dengan guru ataupun praktikan yang
lainnya, sehingga metode yang awalnya direncanakan praktek di ganti dengan
ceramah, dan hal ini tentu membuat pemahaman siswa menjadi tidak maksimal
karena dalam pembelajaran aplikasi perangkat lunak siswa mendapat pemahaman
yang maksimal dengan cara praktek secara individual.
3.
Merancang
RPP karena perbedaan bentuk dan format RPP yang dipelajari di kampus dengan
kenyataan di lapangan.
4.
Praktikan mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan kata kerja yang sesuai dengan kemampuan siswa.
5.
Kesulitan pengembangan bahan pelajaran atau materi
pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta diklat/siswa, karena disebabkan
ketidaksesuaian antara materi yang telah disampaikan dengan materi perkuliahan
yang telah dipelajari
B.
Proses Penampilan
RPP yang telah disusun sebaik mungkin, tanpa proses
penampilan yang direncakan mengakibatkan kegiatan belajar mengajar menjadi
tidak efektif.
Praktikan dituntut maksimal dalam proses penampilan
agar tidak jauh beda dengan guru yang sudah mempunyai pengalaman lebih luas.
Oleh karena itu selain menyususun RPP, praktikan merencakan proses kegiatan
belajar mengajar dari tahap awal sampai tahap akhir agar RPP dan proses KBM
sesuai dengan yang diharapkan.
Kesulitan yang paling terasa oleh praktikan yaitu
bagaimana menyesuaikan diri di dalam kelas, bagaimana menguasai kelas karena
kelas merupakan tempat atau lingkungan baru bagi praktikan.
Masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan selama
mengajar diantaranya sebagai berikut:
1.
Sarana laboraturium komputer yang masih
dalam tahap renovasi sehingga menyulitkan untuk pembelajaran praktek
2.
Memusatkan perhatian siswa setiap
dimulai pembelajaran
3.
Perbedaan
latar belakang siswa yang menyebabkan perbedaan pemahaman
4.
Agak
sulit mengkoordinasikan kelas dan siswa untuk menimbulkan minat belajar dan
berkonsentrasi pada materi yang disampaikan
5.
Kesulitan
dalam menyamakan atau memahami kondisi siswa untuk setiap kelasnya
6.
Kesulitan
dalam memberikan pemahaman kepada keseluruhan siswa
7.
Ketepatan
alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam RPP tidak sesuai dengan proses
pelaksanaan pembelajaran
8.
Kurangnya
sarana dan prasarana pada siswa seperti buku pegangan, modul atau lembar kerja dan media pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi sedikit
terhambat
C.
Bimbingan Belajar / Kegiatan Ekstrakurikuler
Bentuk partisipasi praktikan dalam kegiatan diluar
proses KBM adalah peran aktif praktikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Salah
satunya pada ekstrakurikuler Bulutangkis,
Dimana kegiatan ekstrakulikuler ini dilangsukan setiap hari Selasa dan Jum'at yang diikuti oleh sebagian
siswi-siswi kelas X dan XI SMK Negeri 3 Bandung.
Memberikan arahan kepada OSIS dalam menyelenggarakan
Pentas Seni yang diadakan sebelum penyerahan rapor.
Dan kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di SMK
Negeri 3 Bandung adalah sebagai berikut :
1.
Palang
Merah Remaja (PMR)
2.
Pasukan
Kibar Bendera (PASKIBRA)
3.
Paduan
Suara (PADUS)
4.
Olahraga
(Basket, Voli, Bulutangkis, Bela Diri)
5.
Kesenian
(Tari dan Karawitan)
6.
Keagamaan
(Rohis)
7.
Organisasi
Intra Sekolah (OSIS)
8.
Keputrian
9.
Persai Diri (PD)
Permasalahan yang dihadapi oleh praktikan dalam
partisipasi terhadap kegiatan ekstrakurikuler adalah masalah pembagian waktu
mengajar, piket guru dan ekstrakurikuler di sekolah.
D.
Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah
Kegiatan
lain yang praktikan ikuti selain apa yang telah diuraikan sebelumnya adalah
partisipasi langsung praktikan terhadap kegiatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Mengikuti kegiatan Upacara bendera
setiap hari Senin pagi yang rutin dilaksanakan dan wajib diikuti oleh Guru SMK
Negeri 3 Bandung, praktikan Program Pengalaman
Lapangan
(PPL) dan siswa
siswi SMK Negeri 3 Bandung.
2.
Melaksanakan
Piket Guru (Piket Sekolah/KBM)
Piket merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk
menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Praktikan
mendapat 1 (satu) hari jadwal piket setiap minggunya pada setiap hari rabu dari pukul 06.30 sampai dengan pukul 15.00
WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah :
·
Menertibkan
siswa-siswi sekolah SMK Negeri 3 Bandung yang datang terlambat.
·
Menertibkan
siswa-siswi sekolah SMK Negeri 3 Bandung yang tidak menggunakan atribut sekolah
·
Melayani
siswa, membuat surat ijin masuk karena datang terlambat,
maupun membuat surat ijin keluar atau ada kepentingan lain.
·
Absensi
ke setiap kelas berkaitan dengan kehadiran siswa siswi setiap kelas.
·
Menertibkan
bila ada kelas kosong agar siswa tidak ribut.
·
Menerima
tamu yang mempunyai kepentingan terhadap sekolah, siswa, maupun guru.
·
Dan
beberapa tugas teknis lainnya yang bersifat kondisional yang sekiranya dapat
dilakukan untuk mendukung kelancaran aktivitas belajar mengajar.
3.
Melaksanakan
Piket Perpustakaan
Piket
perpustakaan merupakan
kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran di
sekolah. Praktikan mendapat 1
(satu) hari jadwal piket setiap 2 minggu sekali pada setiap hari Jum'at dari pukul 07.00 sampai dengan
pukul 12.00
WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah
·
Memberikan
pelayanan kepada siswa – siswi yang meminjam dan mengembalikan buku ke
perpustakaan.
·
Memberikan pelayanan kepada siswa-siswi
yang akan mencetak tugas ataupun dokumen lainnya.
·
Merapihkan
buku diperpustakaan
·
Ikut
menertibkan siswa-siswi yang memasuki
perpustakaan
·
Menjaga
kebersihan perpustakaan.
Tidak ada masalah yang
berarti dalam piket perpustakaan, hanya saja praktikan merasakan kejenuhan
dikarenakan kegiatannya yang monoton.
4.
Melaksanakan
Piket Bimbingan Konseling (BK)
Praktikan
mendapat 1 (satu) hari jadwal piket setiap 2 minggu sekali
pada setiap hari Jum'at dari pukul 07.00
sampai dengan pukul 12.00
WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah
·
Melakukan
rekapitulasi kehadiran siswa
·
Memasukan
data-data siswa ke komputer untuk diolah menjadi
informasi
·
Mengolah data
nilai siswa
·
Memasukkan data
pribadi siswa ke dalam komputer
Dalam kegiatan layanan BK praktikan tidak mengalami
masalah yang berarti.
E.
Proses Bimbingan
Proses bimbingan adalah proses yang dilakukan antara
praktikan dengan dosen yang ditetapkan oleh Divisi P2JK Program Pengalaman Lapagan (PPL), Guru Pamong dan Guru-guru yang ada di
sekolah ketika mengalami kendala atau kesulitan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Proses bimbingan ini juga sangat penting terhadap keberhasilan program PPL yang dilaksanakan, karena dengan adanya
bimbingan dan pengarahan menjadi sebuah masukan bagi praktikan dalam
pelaksanaan program PPL
tersebut.
1.
Selama proses bimbingan dengan Guru Pamong yaitu Bapak Wawan
Sunarya, S.Pd. tidak
ada hambatan atau masalah yang berarti. Hal ini di karenakan koordinasi dan
proses komunikasi dengan Guru
Pamong
Biasa terjalin sangat baik dan saling terbuka dengan seluruh praktikan.
2.
Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing juga tidak menemukan
masalah, hal ini dikarenakan keberadaannya mudah dihubungi dan dijumpai
terutama di kampus sebagai kantor tempat bekerja.
3.
Proses bimbingan dan koordinasi dengan Dosen Pembimbing juga berjalan lancar.
BAB
II
FAKTOR
PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, praktikan memiliki sedikit
permasalahan dalam penyusunan program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hal ini
dikarenakan faktor penyebab masalah yang dihadapi dalam pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, diantaranya :
1.
Sarana
dan Prasana
Pada waktu pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
untuk mata pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak, efektifnya 75 % dilaksanakan di
laboratorium komputer / ruang praktek, akan tetapi dikarenakan praktikan harus
membagi jadwal dalam penggunaan labkom dengan guru dan praktikan PPL yang lainnya
sehingga kegiatan belajar mengajar seringkali dilaksanakan di kelas biasa.
2.
Pengaturan
Waktu
Pada waktu pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
biasanya waktu dapat digunakan efektif, tetapi pada waktu KBM kadang-kadang ada
siswa yang belum siap menerima materi pelajaran. Selain itu banyaknya waktu
yang terganggu dikarenakan ada libur sekolah yang kebetulan jadwalnya
seringkali bersamaan dengan jadwal mengajar praktikan, dan banyaknya materi dan
tingkat kesulitan materi yang berbeda-beda juga merupakan faktor penyebab
praktikan merasa kesulitan untuk mengatur waktu dalam kegiatan belajar
mengajar.
3.
Metode
Kurangnya pengalaman praktikan dalam mengaplikasikan
bermacam-macam metode pengajaran dan media pengajaran yang digunakan merupakan
faktor utama dalam menyebabkan praktikan merasa sulit dalam
mengajar. Faktor lainnya adalah dalam upaya menarik perhatian siswa
agar dalam proses kegiatan belajar mengajar tidak terjadi kebosanan.
4.
Belum
memahami tujuan dari pemberian nilai dari hasil belajar peserta diklat yang
diambil dari hasil nilai yang terkecil dari setiap sub kompetensi dan bagaimana
dengan motivasi belajar siswa dengan hal demikian. Sementara di lain pihak
kondisi nilai siswa yang tidak seluruhnya baik.
B.
Proses Penampilan
Beberapa faktor penyebab munculnya masalah/kesulitan
dalam proses penampilan praktikan di kelas adalah sebagai berikut :
1.
Cara
menguasai kelas selama pembelajaran berlangsung
2.
Pemberian
materi dengan pelaksanaan praktek secara keseluruhan siswa masih kurang baik,
sehingga ada beberapa siswa yang harus dilakukan pendekatan individual agar
paham dalam materi dan pelaksanaan prakteknya
3. Bagaimana
cara menarik perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
4. Seringkali
muncul hal-hal bersifat teknis yang mengganggu jalannya KBM seperti, monitor
komputer tidak menyala, hardware komputer yang seringkali tidak berfungsi
dengan baik dan hal-hal yang bersifat teknis lainnya.
5.
Kondisi fisik dan stamina yang terkadang tidak mendukung dikarenakan ada aktifitas-aktifitas
sebelum mengajar atau dikarenakan stamina tubuh memang kurang baik.
6.
Perbedaan
latar belakang siswa yang menyebabkan perbedaan pemahaman
7.
Kemampuan bahasa yang terkadang masih kurang baik dan
mungkin kurang di mengerti oleh murid.
8.
Agak
sulit mengkoordinasikan kelas dan siswa untuk menimbulkan minat belajar dan
berkonsentrasi pada materi yang disampaikan
9.
Kurang mampu tegas dalam mengkondisikan kelas, sehingga
siswa terkadang terkesan santai ketika belajar
10.
Kesulitan
dalam menyamakan atau memahami kondisi siswa untuk setiap kelasnya
11.
Ketepatan
alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam RPP tidak sesuai dengan proses
pelaksanaan pembelajaran
12.
Kurangnya
sarana pada siswa seperti buku pegangan, modul atau lembar kerja, sehingga
proses belajar mengajar menjadi sedikit terhambat
C.
Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler
Penyebab utama yang menyebabkan
praktikan merasa sulit untuk mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler antara
lain adalah :
1.
Masalah waktu praktikan terhadap bidang
kegiatan yang dilaksanakan, dimana praktikan tidak dapat mengikuti seluruh
kegiatan ekstrakurikuler tersebut, sehingga hanya beberapa kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti oleh praktikan.
2.
Kurangnya kemampuan dalam membina
seluruh kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kegiatan ekstrakurikuler di luar
kemampuan praktikan tidak diikuti secara langsung.
D.
Partisipasi Dalam Kegiatan Sekolah
Dalam berpartisipasi di kehidupan sekolah praktikan
mengalami permasalahan yang dihadapi disebabkan karena pada awalnya praktikan
belum bisa
menyesuaikan diri serta mempunyai pengalaman dalam menghadapi situasi di
lingkungan sekolah SMK Negeri 3 Bandung, di samping itu juga praktikan tidak
mengenal masyarakat sekolah secara keseluruhan untuk pertama kalinya baik itu
guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswi-siswa, tata usaha, dan
lain-lain. Sehingga ada kesan praktikan PPL seringkali memisahkan diri dari
masyarakat yang berada di lingkungan sekolah, tapi pada faktanya ada praktikan
PPL yang memang supel dan gampang bergaul dengan masyarakat sekolah. Dan ada
juga praktikan PPL yang memang kurang dalam hal pendekatan kepada masyarakat
sekolah.
E.
Proses Bimbingan
Bimbingan sangat diperlukan oleh
praktikan demi kelancaran dan keberhasilan dari Dosen Pembimbing PPL dan Guru Pamong PPL dimana dalam hal ini Guru Pamong PPL dan Dosen Pembimbing banyak memberikan
arahan dan masukan kepada praktikan sehingga praktikan tidak banyak memperoleh
hambatan.
BAB
III
UPAYA
PENANGGULANGAN MASALAH
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Masalah yang dihadapi dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP harus segera diatasi karena
RPP merupakan senjata utama guru sebelum tampil dalam kegiatan belajar mengajar,
untuk menanggulangi masalah-masalah dalam penyusunan program Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran maupun rencana pengajaran tersebut, diantaranya
melalui :
1.
Alokasi waktu disesuaikan dengan
penentuan materi yang akan di sampaikan disesuaikan juga dengan waktu efektif
yang tersedia untuk proses kegiatan belajar mengajar siswa.
2.
Buku pegangan untuk guru maupun siswa
sudah di bakukan.
3.
Menggunakan
media pembelajaran yang interaktif seperti video pembelajaran, lcd, dan sound
system.
4.
Penerapan
metode disesuaikan dengan karakteristik siswa dalam kelas. Karena masing-masing
kelas mempunyai karakteristik berbeda. Adakalanya suatu metode yang cocok pada
suatu kelas, ternyata tidak cocok diterapkan pada kelas lainnya. Hal tersebut
harus diantisipasi oleh praktikan dengan menyiapkan metode lain/cadangan untuk
proses kegiatan belajar mengajar tersebut.
5.
Masalah penilaian akhir dikonsultasikan
kepada Guru Pamong
agar
bisa mengambil
keputusan yang terbaik.
B.
Proses Penampilan
Upaya menanggulangi masalah di
dalam kelas pada saat penampilan mengajar, dilakukan dengan cara :
1.
Mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan RPP.
2.
Dibutuhkan spontanitas jika ruangan
praktek digunakan oleh kelas lain atau masih dalam tahap renovasi. Spontanitas
yang dibutuhkan khususnya dalam kegiatan inti pembelajaran agar tetap sesuai
dengan pedoman yaitu RPP dan pada pemberian tugas yang seharusnya dilakukan
praktek diganti dengan tugas kelompok tertulis ataupun individu seputar materi
praktek yang diajarkan
3.
Untuk menguasai materi yang akan
disampaikan dilakukan melalui proses pemahaman terlebih dahulu apa yang akan
disampaikan, memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan muncul dari
siswa dengan antisipasi jawabannya, dan mengidentifikasi bagian dari materi
mana yang kira-kira sulit untuk dijelaskan atau sulit untuk dimengerti oleh
siswa untuk terlebih dahulu dipikirkan solusi penyampaiannya.
4.
Untuk mengatasi pemahaman terhadap siswa
yang tidak merata, dapat dilakukan dengan pendekatan secara individu. Dengan
cara berkeliling ke setiap tempat duduk siswa untuk di lihat dalam pengerjaan
tugasnya.
5.
Untuk menghindari penunjukkan terhadap
siswa yang dikenal saja dapat dilakukan melalui pengenalan seluruh nama siswa,
selain itu juga kedekatan antara siswa dengan praktikan serta komunikasi dalam
setiap kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan. Juga dalam situasi tertentu
praktikan dapat melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih informal kepada
siswa, seperti menjadi pendengar/pemberi saran jika siswa mempunyai masalah,
memberikan bantuan bagi siswa yang kurang mengerti di luar jam pelajaran.
C.
Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler
Upaya penanggulangan masalah salah
satunya dengan banyak belajar di luar aktifitas sekolah seputar ekstrakulikuler
yang ada di sekolah. Praktikan PLP ataupun guru harus bisa mempunyai kelebihan
tidak hanya di bidang kegiatan belajar mengajar tapi di bidang ekstrakulikuler
juga. Di sisi lain agar komunikasi praktikan dengan siswa tidak hanya
berlangsung di kegiatan belajar mengajar dan membantu mengembangkan bakat-bakat
siswa-siswi yang berminat di kegiatan ekstrakurikuler.
D.
Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah
Upaya yang praktikan lakukan dalam
menanggulangi masalah yang berhubungan dengan partisipasi kegiatan sekolah
yaitu dengan membuat jadwal kegiatan agar setiap praktikan mengikuti kegiatan
dengan lebih terarah. Apabila
dikarenakan suatu hal praktikan tidak dapat digantikan oleh praktikan lain,
pemberitahuan terlebih dahulu ke guru piket dan berikan tugas yang sesuai
dengan RPP atau menggantinya pada hari lain. Selama mengikuti kegiatan PPL ini,
praktikan berusaha untuk terus beradaptasi dengan kehidupan dan lingkungan
sekolah dan berusaha untuk tetap menjaga sikap dan nama baik almamater UPI.
E.
Proses Bimbingan
Usaha yang dilakukan agar
komunikasi dengan Dosen Pembimbing dan Dosen Supervisor bisa terus dilakukan serta proses bimbingan
dan pemberian arahan yang berguna bagi keberhasilan Program Pengalaman Lapangan (PPL) terus dilaksanakan, yaitu dengan cara
membuat jadwal pertemuan, menghubungi lewat telepon atau menghubungi di kampus,
sehingga proses bimbingan dapat terus dilanjutkan. Dengan adanya usaha-usaha
tersebut diharapkan mampu mengatasi segala masalah dalam proses bimbingan.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari Bab I
sampai Bab III yang diperoleh dari berbagai kegiatan dan aktivitas yang penulis
lakukan, mulai dari observasi, pengenalan, adaptasi terhadap lingkungan
sekolah, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang sangat membantu
mahasiswa dalam menanamkan kesadaran pada profesi guru baik berupa implementasi,
pengetahuan, dan pengalaman sebagai sebuah persiapan dan bekal untuk menjadi
tenaga pendidik yang professional.
2.
Memberikan pendidikan dan pengajaran
ternyata bukan hal yang mudah karena kegiatan tersebut harus memiliki persiapan
yang matang, baik itu penguasaan materi, keahlian, pengalaman, kepercayaan
diri, keberanian dalam menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar yang mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
3.
SMK Negeri 3 Bandung sebagai salah satu
lembaga pendidikan, yang tujuannya berusaha mengorganisasikan dan mengelola
semua potensi yang ada dan menunjang terhadap tercapainya tujuan pendidikan,
dengan melakukan usaha-usaha terpadu, terarah dan terencana dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan bangsa.
4.
Permasalahan yang dihadapi praktikan
yang dirasakan sangat sulit untuk menghadapinya adalah penentuan materi tentang
aplikasi pengolah kata maupun aplikasi pengolah angka di karenakan pada setiap
aplikasinya banyak fungsi-fungsi yang tersedia sedangkan waktu efektif tidak
mencukupi.
5.
Semua masalah yang dihadapi selama
pelaksanaan PPL
merupakan masalah yang menuntut kemampuan praktikan sebagai calon pengajar dan
pendidik yang harus dijadikan sebagai bekal dimasa yang akan datang yang
membutuhkan kemampuan dan kinerja optimal.
Dari hasil praktik PPL di SMK Negeri 3 Bandung, praktikan telah
mendapatkan pengalaman berharga yang dapat disimpulkan dalam beberapa hal di
antaranya:
1.
Kompetensi Pedagogik, yang mana mencakup kemampuan memahami
peserta didik, merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan interaksi,
mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.
2.
Kompetensi profesional, diantaranya kesiapan administrasi
guru, penguasaan materi pembelajaran, pemahaman, wawasan dan landasan
kependidikan.
3.
Kompetensi Personal/Pribadi, diantaranya dalam hal sikap
dan keteladanan.
4.
Kompetensi Sosial, diantaranya interaksi dengan siswa,
guru, kepala sekolah, dan masyarakat.
5.
Praktikan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
menyusun dan merencanakan pembelajaran.
6.
Praktikan dapat memilih dan menggunakan metode mengajar
sesuai dengan situasi belajar dan mengajar di kelas. Artinya praktikan sebagai
calon guru dituntut untuk dapat
menciptakan situasi belajar dan mengajar yang
kondusif.
7.
Praktikan dapat memilih dan menggunakan media untuk
mengajar sesuai dengan situasi belajar dan mengajar di kelas. Artinya praktikan
sebagai calon guru dituntut untuk dapat
menciptakan media agar dalam belajar dan mengajar tercipta pembelajaran yang
kondusif.
8.
Mengajar serta mendidik ternyata merupakan suatu hal yang
tidak mudah, karena membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan yang tepat,
baik dalam hal kehidupan di sekolah maupun untuk di luar sekolah.
9.
Beragamnya karakteristik siswa dan semua yang terlibat di sekolah sehingga
menuntut praktikan untuk lebih mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan cara
yang berbeda karena yang dihadapi serta tanggapannya pun berbeda.
10.
Praktikan sebagai calon guru haruslah dapat mengenali karakteristik
siswa secara keseluruhan sebelum menerapkan suatu metoda pembelajaran.
11.
Praktikan dapat memilih dan menggunakan bahasa sesuai
dengan karakter dan tingkat kemampuan siswa baik secara individu maupun secara
kelompok.
12.
Secara umum, dapat mengetahui dan berpartisipasi dalam
kegiatan pendidikan lainnya di sekolah.
B.
Saran
Ada beberapa saran yang ingin
disampaikan oleh praktikan sebagai masukan bagi perkembangan dan peningkatan
keberhasilan program PPL
di masa yang akan datang, antara lain :
Ø Bagi
Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) UPI
Sampai
saat ini kinerja yang telah dilakukan P2JK UPI telah berjalan cukup baik,
tentunya hal ini harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan, disertai dengan
upaya untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak P2JK UPI dengan
pihak Sekolah maupun Dosen dan juga mahasiswanya.
Ø Bagi
SMK Negeri 3 Bandung
Lebih menekankan pada sisi
kedisiplinan siswa-siswinya untuk dipersiapkan dalam dunia kerja/industri.
Lulusan SMK di utamakan masuk ke dalam dunia kerja/industri. Tentu dari sisi
kognitif, afektif, dan psikomotorik harus sesuai dengan rutinitas pekerjaan
kantor. Agar bisa mendapat pekerjaan yang layak dan menjaga nama baik almamater
SMK 3 Bandung.
Ø Untuk
Praktikan
1.
Dalam proses PPL di upayakan banyak
koordinasi dengan guru pamong ataupun antar guru yang lainnya.
2.
Dengan adanya Program Pengalaman Lapangan (PPL) hendaknya dijadikan sebuah bekal bagi
peningkatan pengetahuan dan pengalaman untuk dapat menjalani tugas yang
sebenarnya dan sesungguhnya pada masa yang akan datang yang nantinya mampu
menjadikan sebuah pelajaran bagi peningkatan kemampuan di masa yang akan
datang.
3.
Ikut aktif dalam setiap kegiatan dan
membina tali silaturahmi dengan seluruh aktivitas sekolah.
4.
Peserta PPL harus dapat beradaptasi dengan situasi
dan kondisi sekolah sehingga mempermudah kelancaran pelaksanaan PPL.
5.
Harus mampu meningkatkan ketrampilan
dalam segi penguasaan materi, penggunaan media dan pendekatan peserta diklat.
6.
Dipersipakan menjadi guru yang tertib
dan disipilin baik dalam administrasi ataupun dalam kegiatan belajar mengajar
0 komentar:
Post a Comment