Ketika kita sudah bosan dengan kuliah, maka satu-satunya cara yang paling efektif dan efisien adalah lulus. Tapi untuk lulus perjuangannya adalah membuat skripsi. Skripsi ditulis dalam kertas dan kertas di buat dari batang pohon.
Itulah Skripsi
Cerita pertama saya, ketika berjuang menuju lulus syarat pertama adalah membuat proposal penelitian yaitu bagian dari skripsi yang hanya memuat dari Bab 1 sampai Bab 3. Untuk membuat 1 rangkap proposal penelitian, saya menghabiskan lebih dari 100 lembar kertas. Pada awalnya saya tidak menghiraukan betapa borosnya saya dalam penggunaan kertas, karena tujuan utamanya adalah lulus kuliah. Dan mungkin kebanyakan orang sama seperti saya, ketika menggunakan kertas tidak menghiraukan berapa lembar jumlah yang dipakai yang penting tujuan tercapai.
Padahal yahh,, ketika kita banyak menggunakan kertas berarti kita secara tidak langsung telah menyumbang akan banyaknya pohon-pohon yang di tebang di Indonesia ini. Ketika banyak pohon ditebang maka jangan salahkan lingkungan yang tidak bisa mencegah ketika bencana melanda negeri. Salah satu contohnya adalah banjir.
Lanjut ke proses lulus kuliah, Pada saat ujian proposal syaratnya yaitu, membuat 3 rangkap proposal penelitian untuk 3 penguji. Yang berarti 100 lembar kertas x 3 = 300 lembar kertas.
Dan setelah ujian, yang terjadi dengan proposal penelitian saya adalah deg deg deg deg menjadi sampah pemirsa. Untuk lanjut ke skripsi, 3 rangkap proposal yang semula dibuat tidak terpakai lagi karena banyak coretan revisian dari tiap penguji. Otomatis membuat lagi sebanyak 3 rangkap untuk nanti ujian sidang skripsi.
Itulah suatu proses yang tidak memakai teknologi secara maksimal, padahal kan ada teknologi e-paper atau bisa dalam bentuk digital. Gak perlu bikin 3 rangkap segala.
(1) Bikin skripsi - (2) Copy file ke tiap penguji - (3) Ujian sidang - (4) Akhirnya wisuda deh
Ehh... sebelum wisuda,, revisian pasti ada yahh (3+)
Dan pada saat diadakan seminar tentang Pemanfaatan Office Web Application.
Yang kebetulan saya menjadi Ketuanya (tapi gak ikut di foto) .
Saya memberikan sambutan," Zaman sekarang dalam dunia perkantoran maupun kuliah untuk mencapai efektivitas kerja, e-paper harus dimaksimalkan demi kelangsungan makhluk hidup disekitar lingkungan kita". Salah satu aksinya adalah, ketika pembagian modul dan hand out kepada setiap peserta seminar, biasanya dalam bentuk cetak/print. Tapi beda dengan seminar ini.
Modul dan hand out seminar dibagikan ke e-mail setiap peserta dalam bentuk file. Dan file itu dibagikan 3 hari sebelum seminar di mulai. Dan jika tidak menerima e-mail, file bisa di copy di panitia pada saat hari H seminar. Bukan dalam bentuk cetak/print !
Karena hasil dari ditebangya banyak pohon untuk memproduksi kertas tidak akan pernah sebanding dengan fungsi utama pohon, sebagai kelangsungan makhluk hidup. Ketika sebagian masyarakat yang sangat memperhatikan lingkungan seperti WWF Indonesia, menyuarakan dan beraksi tentang cinta lingkungan. Pasti ada sebagian masyarakat yang tidak menghiraukan dan tidak menyadari pentingnya menjaga lingkungan.
Ketika sudah terjadi bencana dan keseimbangan ekosistem lingkungan tidak terkontrol maka dampak negatifnya terjadi kepada seluruh makhluk hidup. Dari situ, barulah sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Nahh lohh,,, telat bosss...
Ada nihh contohnya, seperti kebakaran hutan di Riau di Tahun 2014. Orang awam pun tahu fungsi utamanya pohon kan ??? sebagai penghasil oksigen. Ini malah jadi penghasil udara yang tidak sehat.
Jangan salahkan lingkungan, karena lingkungan bisa seperti itu karena ulah manusia....
Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan saat ini ada empat perusahaan yang diduga melakukan pembakaran lahan di Provinsi Riau.
Di Pulau kalimantan yang disebut sebagai paru-paru dunia, dewasa ini perlu dipertanyakan ketika ulah manusia lagi yang merubahnya. Dan semua makhluk hidup mendapatkan dampak negatifnya. Itu tuhh,, Demi mendapatkan untung materi yang tidak sebanding, dibandingkan dengan dampak negatif terhadap lingkungan. Padahal manusia adalah makhluk yang sangat mulia dan diciptakan bukan untuk merusak alam, melainkan untuk menjaga dan melestarikannya !
Itulah Skripsi
Cerita pertama saya, ketika berjuang menuju lulus syarat pertama adalah membuat proposal penelitian yaitu bagian dari skripsi yang hanya memuat dari Bab 1 sampai Bab 3. Untuk membuat 1 rangkap proposal penelitian, saya menghabiskan lebih dari 100 lembar kertas. Pada awalnya saya tidak menghiraukan betapa borosnya saya dalam penggunaan kertas, karena tujuan utamanya adalah lulus kuliah. Dan mungkin kebanyakan orang sama seperti saya, ketika menggunakan kertas tidak menghiraukan berapa lembar jumlah yang dipakai yang penting tujuan tercapai.
Padahal yahh,, ketika kita banyak menggunakan kertas berarti kita secara tidak langsung telah menyumbang akan banyaknya pohon-pohon yang di tebang di Indonesia ini. Ketika banyak pohon ditebang maka jangan salahkan lingkungan yang tidak bisa mencegah ketika bencana melanda negeri. Salah satu contohnya adalah banjir.
Sumber: https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/t31.0-8/q71/s720x720/1556265_10152312094369311_491066676_o.jpg |
Dan setelah ujian, yang terjadi dengan proposal penelitian saya adalah deg deg deg deg menjadi sampah pemirsa. Untuk lanjut ke skripsi, 3 rangkap proposal yang semula dibuat tidak terpakai lagi karena banyak coretan revisian dari tiap penguji. Otomatis membuat lagi sebanyak 3 rangkap untuk nanti ujian sidang skripsi.
Itulah suatu proses yang tidak memakai teknologi secara maksimal, padahal kan ada teknologi e-paper atau bisa dalam bentuk digital. Gak perlu bikin 3 rangkap segala.
(1) Bikin skripsi - (2) Copy file ke tiap penguji - (3) Ujian sidang - (4) Akhirnya wisuda deh
Ehh... sebelum wisuda,, revisian pasti ada yahh (3+)
Dan pada saat diadakan seminar tentang Pemanfaatan Office Web Application.
Yang kebetulan saya menjadi Ketuanya (tapi gak ikut di foto) .
Saya memberikan sambutan," Zaman sekarang dalam dunia perkantoran maupun kuliah untuk mencapai efektivitas kerja, e-paper harus dimaksimalkan demi kelangsungan makhluk hidup disekitar lingkungan kita". Salah satu aksinya adalah, ketika pembagian modul dan hand out kepada setiap peserta seminar, biasanya dalam bentuk cetak/print. Tapi beda dengan seminar ini.
Modul dan hand out seminar dibagikan ke e-mail setiap peserta dalam bentuk file. Dan file itu dibagikan 3 hari sebelum seminar di mulai. Dan jika tidak menerima e-mail, file bisa di copy di panitia pada saat hari H seminar. Bukan dalam bentuk cetak/print !
Karena hasil dari ditebangya banyak pohon untuk memproduksi kertas tidak akan pernah sebanding dengan fungsi utama pohon, sebagai kelangsungan makhluk hidup. Ketika sebagian masyarakat yang sangat memperhatikan lingkungan seperti WWF Indonesia, menyuarakan dan beraksi tentang cinta lingkungan. Pasti ada sebagian masyarakat yang tidak menghiraukan dan tidak menyadari pentingnya menjaga lingkungan.
Ketika sudah terjadi bencana dan keseimbangan ekosistem lingkungan tidak terkontrol maka dampak negatifnya terjadi kepada seluruh makhluk hidup. Dari situ, barulah sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Nahh lohh,,, telat bosss...
Ada nihh contohnya, seperti kebakaran hutan di Riau di Tahun 2014. Orang awam pun tahu fungsi utamanya pohon kan ??? sebagai penghasil oksigen. Ini malah jadi penghasil udara yang tidak sehat.
Sumber: http://www.kepriexpose.com/2014/03/kualitas-udara-di-riau-berada-di-level.html |
Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan saat ini ada empat perusahaan yang diduga melakukan pembakaran lahan di Provinsi Riau.
(sumber:http://www.antaranews.com/berita/424941/empat-perusahaan-diduga-terlibat-pembakaran-lahan)
Ini yang berselisih kan,,, manusia sama manusia.
kenapa jadi hutan yang jadi korban ???
Salah apa itu hutan sehingga harus dibakar dengan sengaja hah !!!(maaf emosi bro)
Hasil dari perilaku yang tidak bertanggung jawab itu salah tiganya adalah,
Ini yang berselisih kan,,, manusia sama manusia.
kenapa jadi hutan yang jadi korban ???
Salah apa itu hutan sehingga harus dibakar dengan sengaja hah !!!(maaf emosi bro)
Hasil dari perilaku yang tidak bertanggung jawab itu salah tiganya adalah,
- Berbagai penyakit hinggap ke masyarakat sekitar.
- Dampak negatif terjadi pada sektor transportasi dan ekonomi daerah tersebut.
- Habitat hewan dan tumbuhan menjadi rusak.
Di Pulau kalimantan yang disebut sebagai paru-paru dunia, dewasa ini perlu dipertanyakan ketika ulah manusia lagi yang merubahnya. Dan semua makhluk hidup mendapatkan dampak negatifnya. Itu tuhh,, Demi mendapatkan untung materi yang tidak sebanding, dibandingkan dengan dampak negatif terhadap lingkungan. Padahal manusia adalah makhluk yang sangat mulia dan diciptakan bukan untuk merusak alam, melainkan untuk menjaga dan melestarikannya !
sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/lingkungan/11/11/16/luqa7i-pengamat-85-persen-hutan-kalimantan |
Maka dari itu nanti bulan April 2014 kan, ada pemilihan calon legislatif. Pilihlah calon yang menurut kriteria anda cocok, baik sebagai pemimpin maupun sebagai pencinta lingkungan. Jangan jadi golput yahh,, terlebih lagi kepada pemuda-pemudi. Jika kita golput, lalu kinerja anggota legislatif yang terpilih malah tidak sesuai dengan keinginan masyarakat atau terjerat kasus pidana. Pasti yang rugi anda sendiri, mengapa golput. Namun, jika kinerja anggota legislatif yang kita pilih dapat merubah daerah anda ke arah yang lebih baik, maka anda akan merasa bangga karena memilih orang yang tepat.
Jika kita tidak mengetahui profil para calon anggota legislatif, lihat saja di website KPU. Minimal kita tahu bagaimana profil setiap para calon di daerah anda, apalagi pemimpin yang mempunyai latar belakang atau telah banyak berkontribusi dalam hal lingkungan.
Contohnya nihh, ketika pemilihan walikota di daerah saya. Saya tertarik kepada salah satu calon. Hasil karya buatan beliau di akui baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Ketika beliau terpilih, ada beberapa program yang menurut saya turut menjaga lingkungan. Salah satunya yaitu pembuatan 1 juta lubang resapan biopori yang bertujuan mengurangi genangan air yang menyebabkan banjir. Dan tentu saja saya ikut serta dalam program itu, tohh manfaatnya buat lingkungan kita sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi !!! Kalau bukan sekarang, lantas kapan aksinya !!
Jadi ditekankan sekali lagi. Jangan Golput untuk masa depan Indonesia yang lebih baik
Lanjut ke kehidupan kuliah saya, yang bercita-cita Wisuda Tahun ini, Aamiin. Jika kita tidak mengetahui profil para calon anggota legislatif, lihat saja di website KPU. Minimal kita tahu bagaimana profil setiap para calon di daerah anda, apalagi pemimpin yang mempunyai latar belakang atau telah banyak berkontribusi dalam hal lingkungan.
Contohnya nihh, ketika pemilihan walikota di daerah saya. Saya tertarik kepada salah satu calon. Hasil karya buatan beliau di akui baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Ketika beliau terpilih, ada beberapa program yang menurut saya turut menjaga lingkungan. Salah satunya yaitu pembuatan 1 juta lubang resapan biopori yang bertujuan mengurangi genangan air yang menyebabkan banjir. Dan tentu saja saya ikut serta dalam program itu, tohh manfaatnya buat lingkungan kita sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi !!! Kalau bukan sekarang, lantas kapan aksinya !!
Jadi ditekankan sekali lagi. Jangan Golput untuk masa depan Indonesia yang lebih baik
Maka sejatinya untuk meminimalisir pemakaian kertas adalah...
"Pembuatan Skripsi, Pekerjaan Kantor, Atau Tugas Lainnya Wajib Dalam Bentuk e-paper/digital"
Itulah salah satu langkah dalam meminimalisir pemakaian kertas yang boros dan berakibat kepada ekosistem makhluk hidup tidak terkontrol.
Dan meminimalisir uang saku mahasiswa menjadi................... Ah Sudahlah
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #ingatlingkungan
yang diadakan oleh WWF Indonesia dan Blogdetik
Dan meminimalisir uang saku mahasiswa menjadi................... Ah Sudahlah
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #ingatlingkungan
yang diadakan oleh WWF Indonesia dan Blogdetik